Minggu, 14 Desember 2014

TEORI PSIKOANALISIS FREUD



PSIKOANALISIS FREUD

A.    Sejarah Perkembangan Psikoanalisis
Sigmund Freud di lahirkan di Vinnese dengan 3 orang saudara laki-laki dan 5 saudara perempuan, Ayah Freud yang merupakan seorang authoritarian  dengan keterbatasan finansial serta apartemen yang sempit berpengaruh pada  pada perkembangan teori Freud dan meniggal di London tahun 1939 oleh penyakin kanker rahang yang dialaminya. Tahun ke-3 Freud berindah di Wina dan menghabiskan  hidupnya selama 80 tahun di Wina. Adanya pendudukan Kaum NAZI di Austria menyebabkan Freud mencari perlindungan di Inggris. Sigmund Freud merupakan mahasiswa ilmu kedokteran  di Universitas  Wina tahun 1881. Masa kehidupan Freud yang berada pada masa perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat seperti teori Darwin tetang revolusi manusia, dan demonstrasi  Fechner dalam pengembangan ilmu jiwa yang dapat diukur secara kuantitatif. Pengaruh Darwin dan Fechner memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan jiwa intelektual Freud.
Perkembangan ilmu pengetahun di Abad Kesembilanbelas dalam perkembangan filsafat positivism yang memberikan banyak pengaruh dalam kehidupan dan pandangan Freud seperti Loins Pasteur dan Rober Koch tentang bakteriologi, Gregor Mandel tentang genetika, Helmholzt tentang pengawetan energy, Enstein dalam teori relativitas energi, James maxwel, Thomson, Joule, Kelvin Gibbs, Mendeleyev  dalam perkembangan fisika modern, tidak hanya menandai tentang periode keemasan  melainkan memberikan konsepsi baru tentang manusia yang dapat  dibawa ke labolatorium dan dapat diukur secara tepat sehingga mempengaruhi pandangan Freud bahwa manusia itu merupakan suatu sistem energi.
Ernest Bruke merupakan dosen yang dikagumi oleh Freud selama belajar di Wina. Ia merupakan Direktur Laboratorium Fisiologi di Universitas Wina, pandangan Bruke yang sangat radikal bahwa seluruh jasad hidup adalah suatu system dinamis yang terhadapnya dapat digunakan hukum-hukum kimia dan fisika. Keterpaksaan Freud membuka prekatek dokter memberikan sumbangsi besar dalam penelitian Freud tentang kekacauan urat saraf  yang perkembangannya masih dalam taraf terbelakang  di bidang ilmu kedokteran.
Freud mengabdikan hidupnya dalam mengembangkan teori psikoanalisis, fase yang paling berpengaruh adalah ketika Freud mengalami masalah emosional seperti psikosmatik dan kecemasan akan kematian, fobia, serta sulitnya menganalisis diri pribadi melalui analisis mimpi, dan mendapatkan wawansan dalam dinamika dalam perkembangan kepribadian. Pengalaman freud semasa kecil seperti perasaan seksual kepada ibunya, cinta kasih dan protektif yang kemudian di formulasikan dengan hasil observasi oleh pasien-pasiennya menandai proses berkembangnya teori psikoanalisis. Freud memiliki toleransi yang sangat kecil bagi pengikut-pengikutnya yang berani tidak setuju pada doktrin psikoanalisis. Alferd Adler dan Carl Gustav Jung  merupakan Jyang membuka praktek klinis sendiri setelah mengungkapkan ketidak setujuannya dalam beberapa bagian dari psikoanalisis. Sebagai pencetus Psikoanalisis Freud dianggap sebagai raksasa intelektual dalam memahami perilaku manusia terutama dalam usahanya menemukan teori komperhensif  tentang kepribadian dan psikoterapi.

B.     Hakikat Manusia Menurut Psikoanalisis
Freud memandang manusia secara  deterministik, bahwa perilaku manusia didorong oleh kekuatan irrasional, motivasi dari ketidaksadaran manusia, biologis dan dorongan  insting yang kesemuanya berkembang sejak masa psiko-seksual pada 6 tahun kehidupannya  (Corey, 2009). Insting  merupakan suatu sentral pada pendekatan Freud yang berhubungan dengan energi libido seksual seseorang yang kemudian secara luas menyertai naluri kehidupan manusia. Insting bertujuan untuk melayani kelangsungan hidup manusia yang berorientasi pada pertumbuhan, perkembangan dan kreativitas. Sedangkan libido merupakan unsur motivasi seksual dimana manusia bertujuan mencapai kesenangan dan menghindari rasa sakit. (Corey, 2009)

C.    Perkembangan perilaku
Perkembangan perilaku manusia menurut freud dibagi menjadi 2 bagian yang terdiri dari struktur kepribadian dan konsep pribadi bermasalah dan tidak bermasalah  :
1. Struktur kepribadian
Freud memandang kepribadian manusia menjadi  konsep yaitu pembagian 3 sistem kepribadian yang berupa id, Ego dan Super Ego, Konsep sadar dan ketidaksadaran, kecemasan dan  Ego defence Mechanism.  
a.      Kepribadian manusia terdiri dari 3 sistem yaitu id, ego dan super ego. Ketiga sistem ini disebut struktur psikologis yang tidak terpisah dalam mengoperasikan kepribadian manusia. Id merupakan komponen biologis, ego merupakan komponen psikologis dam super-ego merupakan komponen sosial. Berdasarkan pandangan orthodox Freudian, manusia dipandang sebagai suatu system energy. Dinamika kepribadian terdiri dari energi yang didistribusikan ke Id, Ego dan Super-Ego, karena energi yang didistribusikan terbatas maka energi tersebut  maka kemenangan suatu sistem kontrol harus mengorbankan 2 sistem kontrol yang lain yang kemudian hasil dari penyaluran energi tersebut menentukan perilaku manusia yang ditampakkan. (Corey, 2009)
Id : Id merupakan suatu sistem kepribadian yang original karena setiap manusia memiliki Id sejak mereka lahir. Id merupakan sumber primer dari energi fisik dan tempat dari insting. Id tidak memiliki organisasi dan buta yang bersifat mendorong, memaksa, dan merupakan energi kegembiraan yang bersifat mengurangi ketegangan yang bersifat tidak logis dan amoral.
Ego : merupakan kontak kedunia  realitas yang mengatur,  mengontrol kepribadian dan menengahi insting dan lingkungan sekitar. Karena ego merupakan prinsip realitas maka  bersifat logis dalam pemuasan kebutuhan.  Hubungan antara Id dan ego adalah Ego berfungsi mengontrol impuls dari id yang hanya mengenal kenyataan subjektif sehingga  ego membedakan antara citra mental dengan dunia luar.
Super-Ego : mencakup kode moral seseorang yang mencakup apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau salah. Sehingga Super-ego merupakan diri ideal seseorang yang tidak berfokus pada pemuasan kesenangan melaikan pada kesempurnaan. Super Ego mewakili nilai-nilai moral manusia, kepercayaan yang diturunkan  dari orang tuakepada anak-anaknya. Super ego berusaha menekan Id dan membujuk ego untuk melakukan pandangan secara moralistik.

b.      Counsiusness and Uncounsiusness
Konsep kesadaran dan ketidaksadaran merupakan kunci untuk memahani perilaku seseorang dan masalah-masalah kepribadian. Alam bawah sadar tidak dapat dipelajari secara langsung namun dapat disimpulkan melalui perilaku yang tampak. Menurut Freud  kesadaran adalah irisan tipis dari total pikiran. Ketidaksadaran di analogikan seperti  bagian dari gunung es yang terletak di bawah permukaan air, dan kesadaran adalah bagian yang lebih kecil yang tampak diatas permukaan laut. Kesadaran meliputi pengalaman, kenangan. Kebutuhan dan motivasi merupakan bagian yang berada diluar dari kontrol kesadaran.

c.       Anxiety
Kecemasan myerupakan suatu hal yang esensial dalam pandangan psikoanalisis.  Kecemasan merupakan bagian dari ketakutan yang muncul dari hasil tekanan perasaan, memori, keinginan, dan kesadaran yang timbul di permukaan kesadaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bagian-bagian tekanan dapat memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu yang berkembang  dari adanya konflik antara id, ego dan super-ego yang over control dari energi psikis diman kecemasan berfungsi sebagai pengingat tentang adanya bahaya yang akan terjadi.
Psikoanalisis mebagi kecemasan menjadi 3 bagian yaitu realitas,  neurotik, dan moral. Reality Anxiety merupakan ketakukan akan adanya bahaya yang datang dari dunia luar dimana kecemasan seperti  ini terjadi di dimensi ego. Neurotic anxiety merupakan ketakutan yang timbul karena insting tidak dapat dikendalikan dan ketika  terjadi perilaku  dari insting yang tidak dapat dikendalikan maka akan  terjadi sebuah hukuman. Moral Anxiety yaitu ketakutan yang berasal dari adanya pertentangan dengan kata hati, kata hati seseorang akan berkembang dengan baik jika terjadi keseimbangan antara kata hati dan  realitas. Perilaku seseorang dari ketidaksesuaian perilaku dan kata hati disebut dengan ego-defence mechanism.
Selain itu Freud membagi tahap perkembangan kepribadian manusia dibagi menjadi 5 tahap yaitu : oral, anal, falik, laten dan genital.
a.       Tahap Oral : Tahap ini merupakan tahap perkembangan tahun pertama kelahiran, masa ini ditandai dengan pemenuhan tingkat kepuasan didaerah mulut dan bibir. Aktivitas pada masa oral  ini adalah oral-inkoporatif dan masa oral-agresif. Masa oral-inkoporatif merupakan stimulasi di daerah mulut dimana ketidakpuasan yang terjadi pada masa ini anak akan mengalami fiksasi oral yang dilampiaskan melalui makan yang berlebihan, mengunyah, berbicara, merokok, dan minum-minuan keras secara berlebihan. Sedangkan masa oral-agresif merupakan masa tumbuh gigi dimana pemuasan masa ini melalui menggigit. Ketidakpuasan pada masa ini akan membentuk perilaku seperti sifat bermusuhan,agresif, tukang gosip, dan memberikan komentar yang kritis.
b.      Tahap Anal : Tahap ini terjadi pada 1-3 tahun awal kehidupan individu yang ditandai pada kenikmatan di daerah anus.  Masa ini anak diajari mengendalikan buang air melalui toilet training sehingga anak-anak dilatih menjadi disiplin, mandiri, dan menangani perasaan negatif.
c.       Tahap Falik : Tahap ini terjadi pada usia 3-6 tahun. Tahap ini merupakan pusat kenikmatan pada daerah kelamin dimana setiap individu mulai mengenali perbedaan antara jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Adanya konflik seksual yang terjadi dimana ketidakberhasilan seorang anak mengidentifikasi dirinya oleh kedua orang tua dimana anak laki-laki mencintai ibunya dan menciptakan permusuhan dengan ayahnya disebut oedipus complex. Sebaliknya anak perempuan yang cenderung mencintai ayahnya dan meciptakan permusuhan dengan ibunya disebut elektra complex pada masa ini anak perempuan mengalami penis envi yaitu kecemburuan anak perempuan tidak memiliki penis seperti laki-laki. Kegagalan pada masa akan menjadikan individu mengalami kebingungan akan peran seks secara wajar dan menemukan standar moral yang tepat.
d.       Tahap Laten : Tahap ini berumur 6-12 tahun, dimana anak mulai mengalami ketertarikan seksual berupa kehidupan sosial yang lebih luas. Masalah yang terjadi pada tahap ini berupa adanya konsep diri negative yang dibangun oleh anak dan rasa inferioritas untuk menghadapi hal yang baru.
e.       Tahap Genital : Masa genital terjadi pada usia 12-18 tahun dimana anak mulai memikul tanggung jawab sebagai seseorang yang mulai dewasa. Masa ini anak mulai mengembangkan identitas pribadi, kegagalan mengembangkan identitas pribadi akan mengakibatkan krisi identitas diri individu.
Mekanisme pertahanan diri (Ego defends mechanism)
Mekanisme pertahanan diri (defends mechanism) merupakan upaya-upaya yang dilakukan individu untuk melakukan penghindaran untuk mengingkari sebuah kenyataan yang merugikan bagi dirinya. Biasanya perilaku ini muncul ketika seseorang tersebut berada di bawah tekanan akibat kesalahan yang dilakukan atau saat mengalami kecemasan dan ketakutan. Perilaku ini dibagi menjadi 2 macam mekanisme pertahanan ego berupa sehat (adaptif) dan tidak sehat (maladaptive), macam-macam mekanisme pertahanan diri menurut Seligman (2006), diantaranya:
1.      Sehat (adaptif ego mechanism)
a.       Affiliation yaitu membentuk atau bergabung bersama orang lain untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain.
b.      Altruism yaitu upaya seseorang untuk mengerti apa yang terjadi dengan orang lain dan berusaha untuk menolong orang lain.
c.       Anticipation yaitu usaha untuk menurunkan kecemasan melalui proses menimbang konsekuesi yang mungkin akan terjadi dan menemukan mengatasi akibat tersebut secara efektif.
d.      Humor yaitu berfokus pada upaya untuk menghibur dari setiap situasi
e.         Sublimation yaitu usaha mengubah arah energi seksual atau sikap agresif menjadi perilaku yang kreatif.

Maladaptive defence mechanism
a.       Repression yaitu tindakan yang tanpa dikehendaki untuk mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan, dan mengancam keluar dari kesadaran .
b.      Denial merupakan tindakan yang enggan untuk mengakui hal-hal yang dianggap dapat mempermalukan dan merugikan dirinya dengan cara mengacaukan apa yang sedang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat dalam situasi tertentu Memungkiri ini salah satu bentuk defends mechanism yang paling sederhana.
c.       Reaction Formatiom yaitu mengembangkan sikap-sikap atau perilaku sadar yang secara diametrik melawan keinginan-keinginan yang menganggu untuk melawan sikap negatifnya.
d.      Projection yaitu menempelkan pada orang lain suatu keinginan dan impuls yang sebenarnya ada pada diri sendiri (impuls agresif).
e.       Displacement (pergeseran) merupakan usaha untuk menyalurkan impuls dengan menggeser dari objek yang mengancam kepada sasaran yang lebih aman.
f.       Rationalization merupakan usaha untuk memberikan alasan-alasan logis untuk menghilangkan kecemasan-kecemasan yang dialaminya.
g.      Regression merupakan usaha mengatasi kecemasan atau ketakutan dengan situasi yang sedang dihadapinya dengan kembali ke fase-fase perkembangan sebelumnya.
h.      Introjetion adalah usaha untuk menggabungkan atau menggunakan sistem nilai-nilai yang digunakan orang lain.
i.        Identification yaitu usaha untuk menambah rasa harga diri dengan menyamakan dirinya dengan orang lain yang memiliki pengaruh dengan tujuan meningkatkan kualitas harga diri dan melindungi seseorang dari perasaan gagal.
j.        Compensation merupakan usaha untuk menutupi kelemahan-kelemahan yang dimiliki dengan berpenampilan yang positif untuk menutupi keterbatasan-keterbatasan.
k.      Fiksasi yaitu melakukan berbagai tindakan yang berlebihan karena terpaku pada fase perkembangan awal.
l.        Undoing bentuk upaya mekanisme pertahanan diri dengan cara melakukan berbagai kegiatan yang berlebihan untuk menghilangkan rasa bersalahnya.
m.    Isolasi yaitu menghindari perasaan yang tidak dapat diterima dengan cara melepaskan mereka dari peristiwa yang seharusnya mereka terikat, merepresikannya dan bereaksi terhadap peristiwa tersebut tanpa emosi. Hal ini sering terjadi pada psikoterapi. Pasien berkeinginan untuk mengatakan kepada terapis tentang perasaannya namun tidak ingin berkonfrontasi dengan perasaan yang dilibatkan itu. Pasien kemudian akan menghubungkan perasaan tersebut dengan cara pelepasan yang tenang walau sebenarnya ada keinginan untuk mengeksplorasi lebih jauh.

2.  Pribadi Sehat dan Bermasalah.
Kepribadian yang sehat menurut pandangan psikoanalisis yaitu adanya pengendalian ego yang baik dimana terjadi keseimbagan 3 struktur kepribadian dari Id, Ego dan Super-Ego. Seseorang akan mencapai konsep diri yang positif jika mereka tidak mengalami masalah berat pada masa-masa perkembangan hidupnnya, dan kepuasan pada setiap fase perkembangan membentuk pribadi yang seimbang dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya.
Keperibadian tidak sehat menurut psikoanalisis ditandai dengan adanya ketidakseimbangan antara id, ego dan super-ego. Ketidakmampuan mengendalikan keinginandan tuntutan ego, kecemasan yang terjadi pada masa perkembangan dan terus berlanjut sampai dewasa berupa kecemasan neurosis,hysteria dan fobia. Selain itu adanya kelainan kepribadian yang cenderung mencintai ibu dan membenci ayah yang disebut Oedipus complex dan sebaliknya disebut Elektra complex

D. Hakikat Konseling Psikoanalisis                  
Hakikat konseling pada pandangan psikoanalisis adalah mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat dari masalah-masalah kepribadian dimana inidividu diharapkan mampu membentuk keseimbangan antara dorongan Id, Ego dan Super–Ego dengan menempatkan ego secara benar dan meilih secara rasional dan mampu menjadi mediator antara id dan Super-Ego, dimana proses konseling dalam pandangan psikoanalisis adalh proses re-edukasi ego untuk menjadi lebih realistik dan rasional.

E. Kondisi pengubahan Psikoanalisis
1) Tujuan terapy
Tujuan terapi psikoanalisis adalah memberi bantuan kepada individu untuk untuk mamputahan terhadap masalah, tugas yang sulit, proses yang sering kali menyakitkan untuk menemukan pemecahan masalah dari konflik intrapsikis, sehingga dapat menyelesaikan masalah kehidupan lainnya didalam jalan yang sehat. Pada dasanya psikoanalisis tidak bertujuan untuk menguragi gejala-gejala dari masalah kepribadian melainkan merekonstruksi ulang kepribadian melalui kesadaran dan ketidaksadaran, dimana ego seseorang dikuatkan sehingga agresi dan implus seksual seseorang dapat dikontrol. Hal ini disesain untuk mengintegrasikan pengalaman yang menekan dimasa lalu menjadi kepribadian yang total dan seimbang (Parrot, 2003).
2)      Sikap, peran, dan tugas Konselor
 Konselor psikoanalisis tidak bertugas untuk memberikan nasehat yang bertujuan mengurangi gejala dari masalah yang dialami konseli tetapi konselor berusaha untuk membangun hubungan bak kepada konseli sehingga mereka mau menceritakan tentang apa yang ada dalam fikirannya dan secara khusus yaitu menceritakan tentang pengalama pada masa kecilnya. Pada analis psikoanalisis klasik mereka menbantu perkembangan sebuah transferensi oleh konseli dari masalah yang belum dipecahkan dimana seorang konselor psikoanalisis menjadi figure yang netral pada setiap proses konseling. (Parrot, 2003)
3)      Sikap, peran, dan tugas Konseli
Proses terapi psikoanalisis konseli harus berperan secara aktif dan intensif. Aktif dalam proses asosiasi bebas dengan mengatakan sesuatu yang terlintas dalam pikiranya. Proses pelaksanaan psikoanalisis konseli menelusuri apa yang tepat dan tidaak tepat pada tingkah lakunya dan mengarahkan diri untuk membangun tingkah laku baru. (Corey, 2008)
4)      Situasi Hubungan
Hubungan yang terjadi antara konselor dan konseli pada pendekata psikoanalisis terdiri dari 3 yaitu :
a.       Aliansi  yaitu sikap klien kepada konselor yang rasional realistis dan membentuk kondisi
b.      Tranferensi yaitu phenomena dimana konseli menempatkan meteri ketidaksadaran kepada konselor yang bertujuan untuk membanut konselor mencapai pemahaman, tentang dirinya, menignterpretasikan dan merespon pengalamannya saat ini dan  hubungannya dengan pengalaman masa lalu.
c.       Konstransferensi merupakan kondisi dimana konselor memberikan pandangan yang tidak selaras yang berasal dari konflik yang dialaminya sendiri. Kondisi ini bisa berupa perasaan tidak suka atauun adanya keterikatan kepada konseli secara belebihan yang justru akan menghambat kemajuan dalam proses konseling. Konselor seharnya menjadi figur yang netral dalam proses konseling.

F.     Mekanisme pengubahan
1)            Tahap-tahap konseling
Tahap konseling  dalam psikoanalisis dapat di jabarkan sebagai berikut :
1.        Opening phase (tahap pembukaan)
Tahap ini berupa membangun rapport dari wawancara awal dan free association dengan menggunakan katarsis pada masa permulaan interview hingga masalah Konseli ditetapkan, dengan mempelajari  riwayat & perkembangan pasien, memahami fantasi, pikiran, perasaan, konflik ketidaksadaran, dan cara pasien mengatasi masalah Tahap krisis bagi konseli yaitu kesukaran dalam mengemukakan masalahnya dan melakukan transferensi.
2.        Developing of transference (pengembangan transferensi)
Tahap ini dilakukan pengembangan transferensi tentang perasaan Konseli kepada konselor, yang dianggap sebagai orang yang telah menguasai di masa lalunya (significant figure person). Tahap ini dilakukan analisis mengenai dorongan dan konflik tidak disadari dari masa lalu yang mempengaruhi hingga masa kini untuk memperoleh gambaran terhadap masa lalu konseli terutama pada masa kanak-kanaknya.
3.        Working through (bekerja melalui tranferensi)
Tahap ini berupa pengembangan hubungan transferensi Konseli dengan konselor dengan merealisasikan hal-hal  yang diperoleh sehingga reaksi lebih adaptif.  Bekerja melalui transferensi, mencakup mendalami pemecahan dan pengertian Konseli sebagai seorang yang terus melakukan transferensi, untuk pemahaman diri konseli.
4.        Resolution of transference (resolusi tranferensi)
Fase ini disebut juga fase penutup (termination phase) dari konseling. Ditandai denga adanya resolusi transferensi, memecahkan perilaku neurosis Konseli yang ditunjukkan kepada konselor sepanjang hubungan konseling. Jika pasien dan konselor merasa puas, tujuan utama konseling tercapai, makan transference di pahami dan berhasil sehingga  mendapat pengalaman baru dalam kehidupannya.
2)            Teknik-teknik konseling
Ada bebrapa teknik yag digunakan dalam proses konseling yaitu :
a.       Asosiasi bebas  merupakan upaya untuk membantu konseli mengungkapkan masalah-masalahnya dengan cara mengutarakan apa saja tyang terlintas dalam pikirannya dari kata–kata yang diucapkan konselor. Metode ini bertujuan untuk mengungkapkan pengalaman masa lalu konseli, melepas mekanisme pertahanan ego dari konseli, dan menghentikan pengalaman traumatik masa  lalu konseli.
b.      Analisis mimpi yaitu metode dimana konseli mengungkapkan tentang berbagai kejadian dalam mimpinya dan konselor berusaha menganalis mimpi-mimpi konseli. Teknik ini digunakan pada salah yang belum tercepahkan dimana freud memandang bahwa mimpi merupakan jalan untuk menafsirkan kecemasan dan keinginan yang tidak disadari dimana pada saat seseorang bermimpi pertahanan ego seesorang melemah dan kemudian terdesak menuju ke permukaan.
c.       Metode Penafsiran Mimpi merupakan metode menafsirkan mimpi-mimpi yang terjadi pada konseli dengan menggunakan simbol-simbol atau sandi (decoding). Freud melihat mimpi sebagai keinginan, kebutuhan, dan rasa taku yang tidak disadari. Mimpi terdiri dari 2 tingkat yaitu isi laten dan manifest, isi laten menyangkut motif-motif yang tersembunyi sedangkan manifest merupakan simbol-simbol ketakutan dan keinginan yang tidak disadari.
d.      Interpretasi yaitu metode mengungkap apa yang terjadi di diri konseli baik dalam asosiasi bebas, mimpi, resistensi dan transferensi konseli. Konseor menetapkan dan menmbawa konseli untuk mengerti tentang makna perilaku yang dimanifestasikan dalam asosiasi bebas, resistensi dan transferensi konseli.
e.       Analisis resistensi dutujukan untuk menyadarkan konseli terhadap penolakan yang diberikan, konselor meminta perhatian konseli untuk menafsirkan resistensiatau penolakan yang dilakukannya selama proses konseling terjadi. Resistensi konseli berupa pengelakan yang terjadi, memotong pembicaraan konselor, dan mempertahankan diri dari perasaaan atau fakta tertentu.
Analisis transferensi juga berusaha mengalihkan perasaan dan harapan masa lalu dalah hal ini konseli diupayakan menghidupkan kembali konflik masala lalu mereka, kebencian, kecemasan, yang masih dibawa konseli ke masa sekarang dan dilemparkan ke konselor. Proses pemindahan “transference”memungkinkan konselor mengobservasi hubungan konseli pada masa awal kanak-kanak sebagaimana yang dimainkan konseli dalam ruang konsultasi, tujuannya adalah membantu konseli menyadari hubungan konseli dengan konselor serta hubungannya dengan orang lain seperti orang tua, pasangan dan bos.
f.       Roschach Inkbolt Test atau Thematic Apperception test atau TAT juga dapat digunakan dalam proses konseling psikoanalisis, TAT merupakan tes bercak tinta yang digunakan untuk melihat apa yang dilihat konseli terhadap bercak tinta tersebut dan kemudian di interpretasi oleh konselor dari gambaran konseli tentang bercak tita tersebut.       
G.    Hasil – hasil penelitian
Hasil-hasil penelitian pada beberapa kasus seperti  pada kasus yang terjadi pada stan. Corey (2009) pendekatan psikoanalisa berfokus pada ketidaksadaran dari psikodinamika yang terlihat dari perilaku stan. Perhatian diberikan pada material yang dianggap menekan dimana stan menperlihatkan perilaku self-descruptive yang merusak diri sehingga ini menjadi jalan bagi stan untuk menghukum dirinya, kemudian Stan juga memberikan perilaku bermusuhan terhadap orang tuanya dan saudara saudaranya. Stan juga meminun-minuman keras secara berlebihan yang kemudian diidentifikasi sebagai fixasi oral yang terjadi karena ketidakpuasan pada masa oral. Pada masa kecil Stan kurang mendapatkan cinta dan perhatian dari orang tuanya dan saudaranya. Tujuan dari terapi yang diberikan kepada Stan yaitu memberikan kesadaran Stan tentang ketidaksadaran  bagaimana mengontrol ketidaksadaran Stan. Hal ini dimulai dari mencari hubungan antara masalah yang dialami Stan dan pengalaman masa kecil stan. Dimana stan mengeksplor hubungan dengan orang tuanya dan saudara-saudaranya. Konselor mengeksplorasi beberapa pertanyaan tentang stan seperti “apa yang akan kamu lakukan ketika merasa tidak dicintai?”, sebagai seorang anak papa yang kamu lakukan dengan persaan negatifmu?, dan bagaimana caramu mengekpresikan rasa permusuhanmu, ketakutan dan kekecewaanmu, semua pertanyaan ini kemudian dilakukan analisis transferensi terhadap hubungan dan masa lalu stan. Fokus analisisi ini yaitu membangun kesadara stan dan membawa stan melihat hubungan dan pengalaman masa laulunya.

a.      KELEMAHAN DAN KELEBIHAN
Adapun kelemahan dan kelebihan terapi psikoanalisis dapat dijabarkan sebagai berikut Parrot (2003), Corey (2009) :
Kelemahan
1.      Dengan pendekatan ini, konselor bisa mengetahui masalah pada diri konseli, karena prosesnya dimulai dari mencari tahu pengalaman-pengalaman masa lalu pada diri konseli.  Menjadikan masa lalu pelajaran buat Konseli.
2.      Pendekatan ini mampu membantu konseli mengetahui masalah-masalah yang selama ini tidak disadarinya. Kekuatan yaitu mampu memberikan rasa percaya diri pada Konseli, memahami ambang kesadaran dan ketaksadaran.
3.      Menolong individu mendapatkan pengertian yang terus menerus dari pada mekanisme penyesuaian diri mereka sendiri dan memberikan kesempatan kepada konseli menghadapi situasi yang selama ini ia gagal mengatasinya.
4.      Membentuk kembali struktur kepribadian Konseli dengan jalan mengembalikan hal-hal yang tak disadari menjadi sadar kembali, dengan menitikberatkan pada pemahaman dan pengenalan pengalaman-pengalaman masa anak-anak, untuk ditata, disikusikan, dianalisis dan ditafsirkan sehingga kepribadian Konseli bisa direkonstruksi lagi.
5.      Meningkatkan kesadaran dan kontrol ego terhadap impuls-impuls danberbagai bentuk dorongan naluriah yang tidak rasional. Mencapai pemahaman terhadap masalahnya sendiri, mengalami peningkatan kesadaran atas cara-cara berubah,sehingga konseli mampu mendapatkan kendali yang lebih rasional atas hidupnya sendiri.
Kelemahan
1.      Waktu yang dibutuhkan dalam terapi terlalu panjang/lama sehingga membuat konseli bosan dan memakan banyak waktu biaya bagi konseli
2.      Diperlukan konselor yang benar-benar terlatih untuk melakukan teknik ini.
3.      Pandangannya yang terlalu deterministik di nilai terlalu merendahkan martabat manusia.
4.      Terlalu menekankan pada libido, padahal tidak semua hal dapat dijelaskan dengan libido. Ketidaksadaran (unconsciousness) amat berpengaruh terhadap prilaku manusia, pendapat ini menunjukan bahwa manusia menjadi budak dirinya sendiri.
5.      Pengalaman masa kecil sangat menentukan atau berpengaruh terhadap kepribadian masa dewasa, hal ini menunjukan bahwa manusia dipandang tidak berdaya untuk mengubah nasibnya sendiri. Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan mengembangkan diri melalui dorongan libido dan agresivitasnya sejak lahir. Terlalu banyak menekankan kepada pengalaman kanak-kanak, dan menganggap kehidupan seolah-olah sepenuhnya ditentukan masa lalu. Hal ini memberikan gambaran seolah-olah sepenuhnya tanggung jawab individu sekarang dan terlalu berasumsi pada masa lampau tanpa memandang sedikitpun masa depan.
6.      Kepribadian manusia terbentuk berdasarkan cara-cara yang ditempuh untuk mengatasi dorongan-dorongan seksualnya, ini menunjukan bahwa dorongan yang lain dari individu kurang diperhatikan.
7.      Secara umum perilaku manusia bertujuan untuk meredakan ketegangan, menolak kesakitan dan mencari kenikmatan.





I.    SUMBER RUJUKAN

Corey, Gerald. 2005. Theory and Practice of Counseling and Psycotherapy Seven Adition. America : Thomson Learning

Corey, Gerald. 2005. Student manual Theory and Practice of Counseling and Psycotherapy seven adition. America : Thomson Learning
Corey, Gerald. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psycotheraphy Eighth Edition.  America : Thomson Learning
Parrott, Les.2003, Counseling and psychotherapy  Second Edition. Amerika : Thomson Learning
Seligman, Linda. 2006. Theory of Counseling and Psychotherapy : Systems,Strategies, and Skills. New Jersey : Pearson Prentice Hall


Tidak ada komentar:

Posting Komentar