Rabu, 07 September 2016

Upojiki 1

Pertemuanku dengan Suga bukan sesuatu hal yang menarik, aku bertemu dengannya di akhir perkuliahan saat dia meminjam teks book milikku. Tanpa melihat mata atau setidaknya meminta izin kepadaku dia langsung mengambil buku itu dari tanganku dan meminta untuk meminjamnya untuk di copy dan akan dia kembalikan besok.

Dia memberikan ku nomor teleponnya untuk di hubungi. Seketika aku tau Suga telah mencuri perhatianku sejak aku mendengar namanya disebut oleh seorang dosen favoritku, aku bertanya-tanya siapa dia, bagaiamana dia dan akhirnya aku mengenalnya saat ia meminjam buku ku tanpa berkenalan lebih awal denganku atau setidaknya menanyakan namaku.
Dua hari berlalu aku menunggu dia mengembalikan buku ku, bahkan sempat aku menunggunya di kampus sesuai janjinya tapi tak muncul batang hidungnya sekalipun. Dan ternyata buku itu telah dititipkan oleh salah seorang temanku bernama Tia. Aku pernah melihat Tia memang akrab dengan Suga, pernah di koridor kampus aku melihat dia dan Suga begitu dekatnya. Entah dari mana kecemburuan itu segera menelusup ke hatiku tanpa aku ketahui kapan aku memulainya. Mungkinkah itu cinta??, entahlah. Tidak ada manusia yang mungkin tahu persis sejak kapan dia jatuh cinta, jika cemburu adalah sebuah tanda cinta, namun masih banyak tanda-tanda lain yang belum bisa dikatehui sehingga memutuskan apakah kau jatuh cinta atau tidak bukan suatu perkara yang mudah. Cinta memang seperti itu, manusia tidak pernah tahu kapan dan bagaimana cara kau akan jatuh cinta lagi. Dan mungkin bagaimana kau jatuh cinta pada orang lain setelah kau mencintai orang lain. Mungkin aku jatuh cinta pada Suga setelah aku mencintai Fatah atau mungkin juga tidak seperti itu. Yang kutahu aku cemburu, itu saja.

Malam setelah aku melihat Suga dan Tia, aku memandangi langit dengan bulan purnama merekah, aku bertanya mengapa aku bisa secemburu ini. Apa yang terjadi denganku, bukankah jika seperti ini aku telah menjadi perempuan tidak setia kepada Fatah??.. Telepon dari Fatah menghancurkan lamunanku. Seperti biasanya dia menanyakan kabarku dan kesehatanku, walaupun Fatah berada satu universitas denganku, tetap saja Fatah jarang sekali menemuiku, aku tahu dia sedang sibuk menggambar di Laboratorium. Fatah memang selalu ulet dan bertanggung jawab. Namun dia tidak pernah melupakanku disela kesibukannya, dia meneleponku setiap selesai sholat magrib, saat pagi. Fatah bukan seorang yang romantis, tapi masalah tanggung jawab dan kesetiaan aku bisa memercayainya.

Setiap kali mendapati diriku dalam kegundahan seperti ini aku selalu bersembunyi diantara buku-buku. Aku menghabiskan banyak buku, menulis puisi tentang kegamanganku. Di kelas aku punya seorang teman bernama Adi. Dia teman yang juga bisa kupercaya, Adi selalu senang membaca tulisanku dan selalu berkomentar tentang semua tulisan-tulisanku. Sampai akhirnya dia tahu aku sedang gundah karena sesuatu. Di seperti seorang yang sok tahu tapi dia memang seorang pembaca tulisanku yang paling setia. Di sebuah gazebo kampus akhirnya aku bercerita tentang kecemburuanku kepada Suga. Adi adalah teman baik Suga, dia tak percaya aku bisa diam-diam menyukai Suga, tak terlihat sedikitpun atau setidaknya terbaca olehnya. Selalu saja diakhir dia berkata “kamu emang seorang perempuan misterius”.
Aku dan Suga Berbeda.

aku tidak menyerah, hanya saja kaki kecilku ingin beristirahan sejenak

Aku menulis untuk menasehati dirku sendiri, atau mungkin aku sedang membujuk diriku sendiri yang diam-diam kesal pada keakuanku. 

Belajar tidak hanya mengenai proses, belajar juga berarti bersedia bersabar pada setiap ketidakmapuan. 

Kata ini menjadi penenang ketika harus tersandung oleh kerikil kecil yang menusuk dan menghambat jalan. Namun bukan berarti itu menjadi alasan untuk berhenti dan patah. Ya tentu saja bagi orang-orang yang telah dewasa ini menjadi mudah, tapi tidak mudah bagi anak kecil yang berpura-pura menjadi dewasa. Mereka telah berteriak mendukung untuk terus maju, menjadi tutor dan mengajak untuk berlari bahkan menjadi harapan dan kepercayaan.

 Lalu mengapa aku masih berdiri disini?, di persimpangan hatiku, setiap riak fikiranku aku mengerti posisi mereka yang mengiginkanku maju, aku mengerti bahwa semua menginkan yang terbaik bagiku, agar aku tak tertinggal jauh, agar aku berlari, agar aku terus memperpendek jarak yang telah kubuat diantara mereka. 

Sesungguhnya aku ingin berlari, aku ingin, sangat ingin. Tapi kakiku sakit, ada kerikil tajam yang harus kukeluarkan dulu dari telapak kakiku. Aku mencoba berlari tapi dalam perjalanan aku kesakitan, semakin sakit dan jatuh. Yaaa aku terjatuh, aku tersungkur ditengah perjalanan, bukan karena aku menyerah tapi aku hanya tak kuat lagi untuk berlari. 

Seolah riak-riak dukungan menjadi himpitan bagiku. Aku mengerti mereka tak menghimpitku, aku saja yang sedang kesakitan dan tak mampu berdiri. Lalu kubungkus bebanku dalam diam dan mulai berlari lagi dan lagi. Tapi ternyata semakin aku mencoba kerikilnya semakin menyakitiku. Lalu kuputuskan untuk diam, kuputuskan untuk berhenti dan menerima kalau aku harus berhenti disini. Lalu biarlah jarak membentangkan aku dan kalian. 

Entah aku mencoba membuat apologi tentang ketidakmampuanku, tapi apa yang harus kulakukan,kakiku tak cukup kuat sekarang.  Mungkin sesekali kita harus berhenti sejenak, melepaskan kerikil yang mengganjal, membiarkan kesakitan menjadi teman, diam dan tak harus melawan kesakitan. Sesekali kesakitan menginginkan kita beristirahat, melemah sampai saatnya dia pergi dan membiarkan kita kembali berlari dan berjuang. 

Maafkan aku, DIRIKU… keakuanku telah memaksamu terlalu jauh, maka kubiarkan engkau menangis sesukamu, kamu berhak beristirahat dan terlelap. Kamu tak harus selalu berjuang untuk keakuanku. Maka biarkan malam ini kita bersandar di Gua dan menidurkan ambisi yang melelahkanmu dan membuatku lupa dengan keadaanmu. Mari kita bersantai meminum segelas anggur yang memabukkan. Hingga kita terlelap. Lalu biarkan matahari pagi membangunkan kita lalu berjuang kembali. Biarkan mereka pergi, tak apa jika kita tertinggal,setidaknya kita telah beristirahan dan menumbuhkan benih-benih mimpi yang ingin di perjuangkan esok pagi.. 

Maka apakah kau setuju denganku, maafkan keakuanku dan marilah berdamai dengan dirku, kesalahanku dan ketidakmampuanku hari ini. Aku berjanji besok kita akan jauh lebih kuat. BUkankah hidup tak selalu berada di puncak?? Bukankah hari ini telah mengajarkan kita tentang cerita gelas kosong? Buknkah hari ini mengajarkan kita untuk banyak menunduk dan jauh lebih sadar bahwa diatas langit masih ada langit??. Diriku, genggamlah tanganku dan dan mari berterimakasih  pada setiap kegagalan. 

Rabu, 26 Agustus 2015

Sebuah Gugatan di 20 Agustus 2015

Sebuah Gugatan



Mengapa kau begitu kejam, memenjarakan semua rasaku, seakan kau penjaga yang paling tahu bahwa rasaku bersalah
Atau mengapa kau terlalu senang menghukum semua caraku, seakan caramu yang paling benar dan terbaik bagiku,,


Aku adalah aku
Tak perlu kau penjarakan aku seperti itu atau kau hukum aku agar semuanya sesuai dengan inginmu… sesuai aturanmu
Kau harus tau,, bahkan ketika kau memenjarakan aku tak pula kau bisa..
Akupun tahu, aku hanya jiwa yang terjebak dalam jasad ku ini..
Aku, cintaku, akan hilang  bersama dengan waktu.


AKu yang lahir dari rentetan waktu, bertemu denganmu karena alsan waktu dan akan berpisah denganmu karena waktu pula.
Ya waktu,, Waktu itu penjara sesungguhnya, Bukan kau dan bukan dia
Namun walapun semuanya memenjarakanku.  Aku tetaplah aku yang bebas, aku adalah aku dalam diriku dan jiwa ku yang bebas
Aku bebas merasa, mencinta dan menikmati puisi bahkan dalam diam dan dalam kebencianku sekalipun.


Aku bersama jiwaku akan bebas, bersama cintaku yang bebas
Hatiku merdeka terbebas dari apapun. Maka kebahagiaan pun adalah kebebasan .
Kebahagiaan adalah dimensi rasa yang bebas, dan aku memilih bahagia, memilih kebebasan bahkan di banyak keterbatasan
Aku bahagia karena aku memilih dan aku bersyukur….

Maka tak perlulah kau berusaha penjarakan rasaku

Pesan Kematianku



Teruntuk konseliku, yang merasakan kisah ini..
Entah ini layak disebut puisi atau tidak, namun aku merasa kisahmu layak ku abadikan
Semoga bisa menjadi energi baru bagi dirimu,


Pesan Kematianku


Sebelum kematianku, ijinkan aku menuliskan kabar datangnya kematianku…
Sebelum aku menjemput ajal
Maka kumohon padamu,, buatkan aku keranda bambu
Mungkin besok akan kau pikul bersama dengan jasadku yang kaku dan bebal

Sebelum kematianku,, ijinkan aku menitipkan pesan
Pada langit, pada sungai, pada laut dan pada pohon-pohon yang masih bersetia
Pesan tentang aku dan sang kehidupan
Seberkas kisah yang larut bersama puisi, kerinduan dan cinta

AAaachhhh…. Dasar Cinta..
Cinta yang selalu saja menjelma menjadi kebahagiaan bagi orang beruntung
Tapi tidak dengan aku dan dibanyak cerita
Aku memang tidak seberuntung mereka, Menikmati cinta yang berbahagia,, kisahku hanya sepenggal kisah buntung…

Sebelum kematianku, Ijinkan aku pamit bersama cintaku
Aku yang akan terkubur bersama cintaku yang buntung dan tak tau diuntung
Maka jika terbesit kerinduan kepadaku,, aku terkubur di bawah pohon bertulisan nisanku,,
Aku tak pernah takut dengan kematian,,, kematian bukan penjara tempatku terkurung

Semoga pesanku sampai sebelum kematianku
Agar tak hanya nisanku yang akan kau dapati
Aku tak menyukai tangisan di atas kuburanku
Sebelum kematianku, semoga janji ku padamu telah tertepati
Maka berjanjilah jangan pernah kau menagisi nisanku ataupun meraug di atas kuburanku
Jangan Kau Sesali

Aku yang hanya sebuah kisah cinta dan kematian yang terbunuh oleh tuannya
Ya.. Terbunuh olehmu tepat kau menusuk jantungku, kehidupanku
MUNGKIN



Berterima Kasihlah Pada Sang Pemilik Kehidupan



Berterima kasihlah kepada kehidupan, kehidupan selalu menerima dirimu, seburuk apapun kisah sejarah yang pernah kau torehkan, kehidupan selalu saja seperti itu, tak menolakmu dan tak pula mengucilkan dirimu bahkan enggan beranjak dari jiwamu sampai janjinya untuk tetap bersama jiwamu berakhir. Apupun dirimu kehidupan tetaplah kehidupan.

Kita hidup dalam sebuah kehidupan yang dianugrahkan Tuhan, tanpa kita sadari kita menjelma sebagai penulis buku sejarah kehidupan kita masing-masing dan hanya akan berakhir jika nyawa beranjak dan nafas tak lagi kuat untuk tertarik lagi. Diakhir perjalanan kehidupan sejarah itu menjelma menjadi buku dengan bab-bab kehidupan kita. Dalam setiap bab kehidupan, kita memiliki cerita tersendiri, apakah itu kebahagaain ataupun kekecewaan yang mewarnai perjalanan panjang ini. Kita berjalan dalam rentetan peristiwa yang bergandengan tangan dengan waktu. Waktu yang terus menuntun dan tak pernah menunggu.

Sungguh kehidupan adalah indah, walaupun kekecewaan selalu saja menghampiri. Walaupun disetiap perjalanan selalu saja ada cerita sesak yang dituliskan, tapi itu tetaplah kehidupan. Kehidupan tidak hanya tentang bahagia, kehidupan juga tak hanya kekecewaan. Tapi lebih dari semua itu, kehidupan adalah proses belajar terus menerus, memaknai setiap kebahagiaan dan kekecewaan.

Namun kehidupan bukan segalanya kawan, kehidupan hanyalah pemberian. Pemberian dari sang pemilik kehidupan. Jika saja kehidupan bisa menerimamu dengan apa adanya, maka sang pemberi kehidupan jauh dari sekedar menerima, namun menyayangi dan mengasihimu.

Berterima kasih dan bersyukurlah kepada pemilik kehidupan yang telah memeberikan segalanya. Walau dalam coretan dan bab-bab kehidupan ini terkadang banyak jalan yang terjal dan berkerikil yang harus dijalani dengan kaki telanjang. Namun percayalah aka ada jalan yang lembut yang akan kau temui setelah perjalanan yang mungkin menyakitkan dan perih. Karena ketika tiba saatnya kau akan tahu sebelum kau sampai pada perjalanan yang indah kau harus memiliki jiwa yang lebih kuat agar kau tahu tentang kesyukuran dan kesadaran akan berempati kepada orang lain. Milikilah keyakinan bahwa dalam perjalanan perih dan berbatu, meskipun sakit tetaplah ia perjalanan menuju kebahagiaan sampai akhirnya perjalanan kebahagiaan tiba, dan kau akan lupa perjalanan perihmu seakan kau tak pernah melewatinya.

Sungguh itulah kehebatan manusia, mereka menangis dan kemudian tertawa sejadi-jadinya dalam waktu yang sekejap. Mereka mencintai seperti mereka tidak akan meninggalkan dunia ini ataupun mereka berbahadia seperti tak pernah tahu bahwa kepedihan tak pernah dilahirkan di dunia dan mereka tak pernah merasakannya.

Maka jika terjadi kesedihan, bersedihlah dengan sewajarnya, jangan meraung seakan-akan kau takan menemukan kebahagiaan. Lalu berbahagilah sewajarnya agar kau tetap tau arti bersyukur dan sadar tentang berempati. Dunia ini walaupun sebuah perjalanan tetaplah ia adalah sejarah yang harus di pertanggung jawabkan kepada sang pemilik kehidupan. Maka menulislah sejarah kehidupanmu dengan bab-bab yang baik. Ya tentulah kita manusia biasa, kita hanyalah manusia yang mungkin senantiasa bersalah. Tapi apalah daya kita selain belajar. Kita dilahirkan menjadi penulis bab-bab kehidupan dan sebagai pebelajar tiada henti.

Terus saja kita belajar di Universitas kehidupan tanpa henti dan tanpa tanda lulus. Kelulusan hanya dapat diambil di pengadilan Tuhan Nanti. Semoga kita lulus dan tulisan kita diterima dengan nilai yng memuaskan.

Terima Kasih Tuhan, ENGKAU memberiku nafas dan dengannya aku hidup
Terima kasih karena telah memeberiku kepayahan dan dengannya aku belajar tentang begaimana aku berdiri dan melangkah dengan kuatnya.
Terima Kasih atas segala kesedihan karena dengannya aku belajar tentang perih dan denganya aku belajar bersyukur dan mencari jalan keluar
Terima kasih dengan Segala kebahagiaan dengan dengannya aku berlari dan tertawa seakan aku manusia yang paling disayangi olehmu.
Terima kasih Tuhan, sang pemilik kehidupan yang Maha Dermawan.

#selftalk #selfcontemplation #Selfreflection

Karena menulis adalah cara terbaik untuk menegur dirimu sendiri

Selasa, 09 Juni 2015

Perjalanan (1)





Perjalanan (1)



Pada akhirnya perjalanan akan menjadi simpul kenangan yang akan kau ceritakan kepada kekasihmu, cucu-cucumu disebuah kurci malas. Mungkin bukan sebuah perjalanan yang begitu hebat namun tidak akan pernah menggantikan tawa yang muncul di setiap sudut-sudur bibirmu.... 


Sangat lama aku menunggu momen ini, diamana aku tak perlu diburu dan diingatkan bahwa ada tulisan lain yang jauh lebih penting dan menungguku, ya Tesis. Tesis ini menyita banyak waktu dan fikiran ku dan bukan cuma itu tapi membungkam jemariku untuk menulis refleksi perjalananku dibeberapa waktu lalu. Mereka berfikir bahwa menulis tesis jauh lebih penting.  Namun jika aku ingin jujur pada diriku sendiri, maka semua tulisan sama pentingnya, sama urgentnya,,,


Semuanya memiliki kekuatan pena.. Mempengaruhi orang lain, tapi kali ini tulisan ku bukan pula mempengaruhi tapi sebuah refleksi pegalaman. Pengalaman tentang sebuah perjalanan baru. 

Perjalanan,, apakah kau tahu, perjalanan selalu menyisakan kenangan melewati lorong-lorong waktu. Kita belari mengejar waktu dan mencoba melawan kecepatan waktu. Seperti perjalanan kita kemarin, seolah-olah kita terlepas oleh ikatan waktu dan berlari mengejar semua tujuan kita. 

Didalam sebuah perjalanan riak tawa selalu saja menemani, menjadi sahabat baik yang jarang kita temukan dibanyak waktu. Bahkan ketika kita bertemu dengan tawa, semuanya berbeda dengan tawa yang akan kau temukan diperjalan kita bersama-sama.  Aku tekadang tidak percaya dengan persahabatan dari sebuah perjalanan dan tawa. Mereka selalu saja bergandengan, tak perpisahkan. Mungkin persahabatan mereka terkadang dihantui oleh rasa kesal dan kepura-puraan, yaa kepura-puraan untuk terlihat baik-baik saja walau sang hati masih saja berontak merusak tawa. Namun pada akhirnya persahabatan dari sebuah penjalanan dan tawa  akan berakhir pada kesimpulan kita bersama dan tak terpisahkan,,


Mungkin dibeberapa waktu setelah kita kembali pada rumah masing-masing kita akan bertemu dengan kenangan. Kenangan yang membuat kita sadar bahwa perlajanan mengejar waktu itu lebih dari sekedar kenangan, tapi sebuah cerita yang harus kutuliskan dan harus ku kenang.. Begitu pula mungkin dengan kalian.. Pada masa kini semuanya digantikan dengan gambar yang mungkin kau ambil dari kotak yang begitu canggihnya.. Tapi gambar-gambar itu tidak akan pernah menggantikan kata, menggantikan kalimat-kalimat perjalanan kita kali ini. Tulisan yang bisa kau kenang bersama dengan kenangan yang melintas melewati pikiran-pikiranmu. 

Tulisan ini akan menjadi kenangan di perjalanan-perjalanan kita selanjutnya. Mungkin tidak bersama kalian tapi tawa  sudut-sudut bibir kalian tidak akan tergantikan dari puing-puing kenangan yang mungkin akan kau ceritakan pada kekasihmu kelak, ataupun pada cucu-cucumu disebuah kursi goyang. Tentang hebatnya sebuah perjalanan kita mengejar waktu dan mengejar pimpi-mimpi kita. Mungkin kemarin kita bejalan di tanah yang sama, disebuah pulau yang mereka katakan sangat indah, pulau dewata Bali. 

Namun menurutku perjalanan kita jauh lebih indah, dia menjadi simpul-simpul kenangan dan simpul-simpul tawa dalam cerita perjungan cita di kota kembang.
Semoga kita menemukan perjalanan selanjutnya, sebelum aku kembali ke kota ku,,, sehingga tulisan ini memiliki sahabat bagi  tulisan selanjutnya.
Good luck kawan.. ^_^




Minggu, 07 Juni 2015

SFBC (Solution Focus Brief Counseling)

SFBC (Solution Focus Brief Counseling)

A.    Nama Pendekatan
SFBC (Solution Focus Brief Counseling) merupakan pendekatan konseling yang berfokus pada terapi singkat yang menandang bahwa manusia mampu membangun solusi yang dapat meingkatkan kehidupannya.
B.     Sejarah Perkembangan
  • SFBC berkembang sejak 1980an
  • Beberapa pengembang pendekatan SFBC yaitu Steva De SHaser Iso Kim berg, disamping itu penbgembang yang juga memberikan kontribusi bagi perkembangan SFBC yaitu Michelle Weiner Davis, dan Bin O’halon.
  • SFBC lahir dari kebutuhan layanan terapi yang ceat, singkat dan efisien.
  • SFBC berbeda dengan dari terapi tradisional yang mengulang masa lalu tetapi berfokus pada saat ini maupun masa depan.
C.    Hakikat Manusia
  •   Manusia adalah mahluk yang sehat yang memiliki kemampuan dan kompeten
  • Manusia mampu membangun solusi yang dapat meningkatkan kehidupannya
  • Manusia selalu mengalami perubahan dan berubah dan perubahan tersebut benar-benar tidak terelakkan.
  • Ketika manusia mendapatkan masalah, terkadang seseorang stag, tidak bersabar dan menemukan solusi dari masalah. Padahal setiap mnusia memiliki solusi dari setiap masalah yang dihadapinya.
D.    Perkembangan Perilaku
1.       Struktur Kepribadian
  • SFBC tidak mengembangkan teori kepribadian seperti psikoanalisis dan Person centered, serta psikopatologi saat ini.
  • Konselor tidak bisa memahami secara pasti penyebab masalah karena hanya konseli saja yng tahu apa yang menyebabkan masalahnya terjadi
  • Konselor perlu tahu apa yang seseorang memasuki masa depan yang lebih baik dan sehat yaitu tujuan untuk lebih baik dan lebih sehat.
  •  Individu tidak bisa mengubah masa lalu tetapi dapat menugbah tujuannya.
  • Konselor perlu mengetahui karakteristik tujuan konseling yang baik dan produktif : Positif, proses, saat sekarang, praktis, spesifik, kendali konseli dan bahasa konseli. 
  • Sebagai ganti dari teori kepribadian dan psikopatologi, masalah dan masa lalu. SFBC berfokus pada saat sekarang yang dipandu oleh tujuan positif yang spesifik yang dibangun berdasarkan bahasa konseli yang dibawa kendalinya.
2.       Pribadi Sehat dan Bermasalah
  •  Pribadi sehat menurut SFBC yaitu pribadi yang tidak berkutat pada masalah, tetapi berfokus pada solusi dan bertindak mewujudkan solusi yang diinginkan.
  • Pribadi yang bermasalah menurut SFBC yaitu individu yang membangun kelemahan diri. Dengan cara membangun cerita yang diberi label “masalah” dan meyakini bahwa ketidakbahagiaan berpangkal pada dirinya. Serta pribadi yang berkutat pada masalah dan merasa tidak mampu  menggunakan solusi yang dibuatnya.
E.     Hakikat Konseling
  •  Konseli hendaknya memusatkan diri pada solusi daripada masalah agar terjadi perubahan yang bermanfaat
  • Strategi konseling yang dipandang efektif adalh menemukan dan mengubah exception atau pengecualian (saat individu bebas dari masalah) menjadi solusi strategis bagi konseli
  • Perubahan kecil dari konseli mengarah pada perubahan yang besar
  • Konseli adalah sumber dari penyelesaian maslaah itu sendir, jadi pada dasarnya maslaah yang terjadi pada konseli, terdapat solusi bagi masalah itu sendiri yang ada pada diri konseli itu sendiri.
  • Konselor hendaknya memusatkan pada pengembagan tujuan bermakna yang dibangun oleh konselor dan konselitanpa adanya tekanan.
F.     Kondisi Pengubahan
  1. Tujuan
Adapun tujuan konseling SFBC yaitu :
  • Mengubah cara pandang dan kerangka fikir konseli terhadap situasi.
  •  Mengubah cara pandang konseli terhadap situasi masalah yang menekankan pada kekuatan dan sumber daya konseli.
  • Konselor menekankan pada “solution talk” konseli, dari pada “problem talk” dengan asumsi bahwa apa yang dibicarakan adalah sebagian besar dari apa yang akan dihasilkan
  •  Berbicara tentang perubahan dapat menghasilkan perubahan. Secepat individu belajar untuk berbicara dalam  istilah kemampuan  dan  kompetensi mereka, apa sumber daya dan kekuatan yang mereka miliki, dan apa yang siap mereka lakukan  dan mengerjakannya, mereka dapat mencapai hal utama dalam konseling. 
  1. 2.    Sikap, peran, dan tugas Konselor
  •  Konselor menghindari adanya eksplorasi masalah koseli 
  •  Konselor menbantu konseli mencapai tujuan secara optimal dengan jumlah pertemuan yang relative sedikit. 
  • Konselor meyadari bahwa pemahaman terhadap masalah penyebabnya tidak memberikan solusi karena itu konselor memusatkan pda tindakan konseli dan menghindari pembahasan masalah yang dilami koseli. 
  • Mengidentifikasi dan memandu konseli mengeksplorasi kekuatan-kekuatan dan kompetensi mereka miliki 
  •  Membantu konseli mengenali dan membangun exception pada masalah, dan menjadikan exception tersebut sebagai solusi dari maalah konseli
  • Melibatkan konseli untuk berpikir tentang masa depan mereka dan apa yang mereka inginkan yang berbeda di masa depan.
  • Konselor mengambil posisi “tidak mengetahui” untuk meletakkan konseli pada posisi sebagai ahli mengenai kehidupan mereka sendiri. Konselor tidak mengasumsikan diri sebagai ahli yang mengetahui tindakan dan pengalaman konseli
  • Membantu konseli dalam mengarahkan perubahan tetapi tidak mendikte konseli apa yang ingin diubah
  • Konselor berusaha membentuk hubungan yang kolaboratif dan menciptakan suatu iklim yang respek, saling menghargai dan membangun suatu dialog yang bisa menggali konseli untuk mengembangkan kisah-kisah yang mereka pahami dan hayati dalam kehidupan mereka
3.      Sikap, peran, dan tugas Konseli
  •  Mau dan mampu berkolaborasi dengan konselor 
  • Aktif terlibat dalam  proses konseling 
  • Memiliki motivasi untuk menyelesaikan masalah

4.      Situasi Hubungan
  • Situasi hubungan menekankan pada kolaborasi antara konselor dan konseli untuk menemukan solusi bersama
  • Konselor berada pada posisi “not knowning” terhadap diri konseli dan meletakkan konseli pada posisi sebagai ahli mengenai kehidupan mereka sendiri 
  • Membentuk hubungan kolaboratif dan menciptakan suatu iklim yang respek, saling menghargai dan membangun suatu dialog yang bisa menggali konseli untuk mengembangkan kisah-kisah yang mereka pahami dan hayati dalam kehidupan mereka.

G.    Mekanisme pengubahan
1.      Tahap-tahap konseling
  • Establishing rapport : pembentukan hubungan baik untuk iklim yang kolaboratif antara konselor dengan konseli.
  • Identifying a solvable complaint : mengidentifikasi keluhan-keluhan yang akan dipecahkan.
  • Establishing goals : menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam proses konseling.
  •  Designing an intervention atau merancang intervensi.
  • Strategic task  that promote change : pemberian tugas tertentu pada koneli untuk membangun perbahan.
  •  Identifying & emphazing new behavior & changes : mengidentifikasi dan menguatkan perilaku baru dan perubahan.
  •  Stabilization atau stabilisasi
  •   Termination atau pengakhiran dimana konselor mengidentifikasi keberhasilan konseling.

2.      Teknik-teknik konseling     
  •   Exeption-Finding Questions: Konselor memberikan pertanyaan tentang saat-saat dimana konseli bebas dari masalah, Konselor SFBC mengajukan ask exeption question untuk menempatkan konseli pada waktu ketika tidak ada masalah, atau ketika masalah yang ada tidak kuat. Pengecualian merupakan pengalaman hidup konseli di masa lalu ketika dimungkinkan  masalah tersebut masuk akal terjadi, tetapi entah bagaimana hal itu tidak terjadi.  
  • Miracle Questions: Pertanyaan yang mengarahkan konseli berimajinasi apa yang akan terjadi jika suatu masalah dialami secara ajaib terselesaikan. contohnya “ jika suatu keajaiban terjadi dan masalah Anda terpecahkan dalam waktu semalam, bagaimana Anda tahu bahwa masalah tersebut terselesaikan, dan apa yang akan berbeda?”. 
  • Scaling Questions: Pertanyaan yang meminta konseli menilai kondisi dirinya (masalah, pencapaian tujuan) berdasarkan skala 1-10. teknik ini bertujuan untuk mengubah pengalaman konseli yang tidak mudah diobservasi, seperti perasaan, keinginan atau komunikasi
  •  Coping Questions: Pertanyaan yang meminta konseli mengemukakan pengalaman sukses dalam menangani masalah yang dihadapi. 
  •  Compliments: Pesan tertulis yang dirancang untuk memuji konseli atas kelebihan, kemajuan, dan karakteristik positif bagi pencapaian tujuannya. 
                 


I.       Kelemahan dan Kelebihan
1.      Kelebihan
  •  Menekankan pada singkatnya waktu konseling
  • Fleksibel dan mempunyai banyak riset yang membuktikan keefektifannya 
  •  Bersifat positif untuk digunakan dengan konseli yang berbeda-beda.  
  • Difokuskan pada perubahan dan dasar pemikiran yang menekankan perubahan kecil pada tingkah laku
  • Dapat dikombinasikan dengan pendekatan konseling lainnya


2.      Kelemahan
  • Pendekatan ini hampir tidak memperhatikan riwayat konseli, sehingga kurang memfokuskan pencerahan 
  • Pendekatan  ini menggunakan tim, setidaknya beberapa praktisi, sehingga membuat perawatan ini mahal

1.      Sumber Rujukan

Corey, Gerald. 2009.Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy Eigh Edition. USA: Thomson Higher education

Frangklin, et al. 2008. Effectivenes of solution –Focused Brief Therapy in a School Setting. (online). (http://www.redorbit.com/news/educatiion). Diakses 23 November 2013

Gladding, Samuel T. 2012. Counseling a Comprehensive Profession, sixth edition (terjemahan). Jakarta Barat: PT Indeks

Newsome, S. 2003. The Effectiveness and Utility of Solution Focused Brief Therapy (SFBT) With a Risk Junior High School Student  : A Quasi Experimental Study. (online). (Http://kb.osu.edu/dspace/bitstream/handle). Diakses 23 November 2013