Minggu, 07 Juni 2015

Kehilangan (1)


Kehilangan (1)


Mungkin dibeberapa pekan aku menghilang dalam kata yang hanya terus berputar dikepala, tak pula dituliskan dan menghilang bersama dengan waktu.
Sesungguhnya tak tampaknya sesuatu dalam waktu yang lama tidak benar-benar hilang, terkadag dia berada disuatu tempat yang tak pernah kita perhatikan dan kita tengok sehingga mengaburkan makna bahwa sesuatu itu benar-benar berharga untuk kita.

DIsetiap waktu  banyak orang-orang mengalami kehilangan. Bagi orang yang mengalami kehilangan hal itu yang tak perlu disebutkan satu demi satu, mungkin saja jika disebutkan, kehilangan itu menjadi bagian yang akan mengorek luka lama yang mulai mengering, aku pun tak menjamin keringnya luka adalah bentuk dari sembuhnya luka. Kufikir tidak sama.

Kehilangan, kata yang sangat menakutkan bagi manusia, bukan karena kehilangan itu sebuah setan tapi kehilangan itu lebih mengerikan dari mahluk itu. Kehilangan saat kau merasa memiliki seperti menarik daging yang melekat dengan tulang. Bagi setiap orang yang merasa memiliki maka rasanya akan sangat sakit. Kehilangan orang tua, kehilangan orang-orang yang kita cintai, kebilangan barang yang kita sukai dan semua hal yang hilang dan kita anggap bahwa kita memikinya.

Terkadang ketika kau duduk ditepian laut atau bahkan ditempat yang tinggi,mungkin kau akan sadar bahwa tak sedikitpun yang kita miliki dengan mutlak, semuanya hanya lekatan, lekatan yang telah terbiasa dengan diri kita sehingga membuat kita berfikir dan merasa bahwa hal tersebut adalah milikmu.

Itu bukan milikmu,...
Itu kata yang pas ketika kau mengalami kehilangan, mungkin seperti diriku saat mengalami kehilangan dibeberapa waktu yang lalu,, mengatakan dengan berani pada diri bahwa memang sesungguhnya itu bukan milik kita.

Ingatkah kedatanganmu yang tak memiliki apa-apa lalu sekarang dengan banyaknya lekatan yang tak pula diciptakan dari diri kita sendir namun hanya bentukan lingkungan membuat kita merasa memiliki segalanya..
Waaaahhh... Kata Milik memang terlalu besar nilainya bagi diri sendiri, mungkin kata itu perlu diganti dengan kata lain sehingga segala sesuatu yang terbiasa dengan diri dan segala lekatan itu agar tidak melekat seperti daging dan tulang. Mungkin kata yang adalah hak. 

Ya Hak, karena hak tak selamanya menjadi hak kita,,,

Bahkan sampai saat ini hak pun tak kutahu bagaimana mendefenisikannya...

Enthalah,,, kehilangan ?? benarkan penyebab kesakitan dan kedukaan 

Ataukan kita manusia yang menjadi penyebab kedukaan itu..............

Regard 

Fadhila Umar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar