Senin, 14 Juli 2014

Marah..???

 

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Semoga hari ini kita senantiasa diberkahi rahmat Allah dan berkahi dalam setiap aktifitas kita 
 
Sebagai manusia marah merupakan hal yang wajar disebagian besar orang,,, marah adalah salah satu bentuk emosi manusia, selain rasa cinta, bahagia, takut, cemas, dan emosi lainnya. Pada kasus marah kita sering merasa bahwa ada hal yang tidak beres yang dilakukan orang lain pada kita atau mungkin kita merasa bahwa orang lain telah begitu tega menyakiti kita sedangkan kita telah begitu baik padanya.

Pada saat yang sama pula, marah kita sedemikian  menjadi karena fikiran kita melakukan pembenaran atas apa yang kita lakukan dan rasakan dan tentu saja semakin memperkuat persepsi kita bahwa kita mengalami ketidakadilan yang disebabkan oleh orang lain dan orang lain adalah pelaku yang telah menyakiti dan bersalah serta harus dihukum,,

Pada kehidupan kita sehari hari,,, saat ada kecoa, tikus,ataupun binatang lainnya yang mengganggu kita,, kita secara refleks ingin membunuh dan menghilangkan rasa yang mengganggu, jika pada kasus kecoa atau tikus,, kita akan membeli pembasmi hama untuk menghilangkan kecoa pengganggu ataupun tikus yang kita anggap menjijikkan. Sayapun salah satu pelaku di dalamnya ketika terdapat tikus,, saya akan berupaya membasmi tikus dengan pembasmi hama,, tanpa kita sadari bahwa itu telah menjadi kebiasaan kita,, ketika kita merasa marah atau disakiti,, kitaa kan berupaya menghilangkan kesakitan itu,,,apakah dengan cara menghilagkan rasa sakit itu dengan balas dendam, atau dengan lari dari masalah itu dengan mencari pelarian, baik melalui alkohol, narkoba ataupunsemua bentuk pelarian lain yang sesugguhnya tidak menyelesaikan masalah namun menimbulkan masalah baru.

Perilaku-perilaku kita yang terbiasa menghilangkan semua pengganggu dalam hidup kita akhirnya cenderung  mempercayai bahwa hanya dengan menghilangkan  rasa sakit kita mampu kembali merasa nyaman dan bahagia. JIka pengganggu tidak dihilangkan membuat kita cenderung sangat merasa terpukul ketika menghadapi masalah, kita marah dan larut dalam kemarahan itu. Akhirnya terkadang kita berupaya menyerang orang yang kita anggap menyakiti kita apakah dengan menggunakan kata-kata kasar, menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikis bahkan dengan mengarang cerita yang tidak benar dan tidak kita lakukan untuk mengkondisikan orang lain yang menyakiti kita merasakan sakit yang kita rasakan atau bahkan lebih sakit dari yang kita alami, dan secara tidak sadar kita telah memfitnah diri sendiri dan ketika marah kita mereda, yang kita dapati adalah kita tidak bisa melakukan apa-apa, dan menjelaskan apapun.

JIka pada kondisi yang cukup tenang, kita akan menyalahkan diri sendiri dan menyesali perbuatan kita,, namun pada kondisi yang tidak stabil mungkin kita akan semakin marah, menyalahkan orang lain bahkan semakin memperbesar kemarahan kita,,,

Seorang teman pernah menanyakan kepada saya apakah dengan menyalahkan diri sendiri dan menyesali perbuatan yang kita lakukan adalah hal yang sudah cukup baik dibandingkan dengan marah dan menyalahkan orang lain,, sejenak aku merasa setuju dengan itu, tapi ternyata keduanya tidak cukup baik untuk kita lakukan. Pada opsi kedua memang sudah barang tentu tidak baik tapi bagaimana dengan opsi pertama??

Menyalahkan diri sendiri dan menyesali tidak cukup baik untuk dilakukan sebab dengan menyalahkan diri sendiri kita masih terus berfokus pada benar atau salah, siapa yang perlu dihukum dan siapa yang perlu dikasihani. JIka kondisi ini berlangsung bukankan kita telah menghukum diri kita sendiri dalam suatu kehidupan yang menyalahkan diri kita sendiri, kita tidak menerima diri kita sendiri, bahwa kita adalah manusia biasa  yang punya kesalahan, punya kesempatan untuk berubah dan bertumbuh menjadi lebih baik, kita merasa sedih dan semakin terpuruk dalam kesedihan karena diri kita sendiri bahkan tidak mampu menerima diri kita sendiri apa adanya, dan bagaimana kemudian kita mampu menerima orang lain dalam pemaafan dari hal yang telah mereka lakukan yang mungkin tidak mereka sadari karena jiwa mereka yang belum tercerahkan sama dengan yang kita alami.

Maka ketika kita merasa marah, baik merasa marah pada orang lain ataupun marah pada diri sendiri, kita harus menyadari bahwa tidak bisa dengan serta merta menyikapi kemarahan secara bijak, kita perlu menenangkan diri, semakin kita berupaya menyelesaikan masalah saat kita marah ataupun tidak tenang maka masalah tersebut semakin besar, kita akan semakin tidak bijak menyikapi masalah yang kita hadapi dan semakin melenceng dari realitas yang ada. Begitu pula pada saat kita merasa sakit hati, kita tidak bisa menyelesaikan semuanya secara cepat, terkadang kita hanya perlu menerima dan menyelelami rasa sakit itu, dan merasakan bagaimana rasa sakit itu mengganggu kita sampai akhirnya kita terbiasa dengan kesakitan dan menemukan kedamaian dalam kesakitan itu sendiri.

Dalam kehidupan ini kita tidak akan pernah lepas dari kata marah, namun yang terbaik untuk kita lakukan adalah bagaimana kita mengenali diri kita yang sedang marah dan mencoba menahan diri dan tidak tergesa-gesa dalam menyelesaikan masalah pada saat kita marah. Kita hanya perlu mencoba mengatakan kepada orang lain bahwa saat ini kondisi kita sedang tidak nyaman dan memohon untuk dimengerti agar masalah dibicarakan saat hati kita telah merasa tenang. (ya tentunya dengan cara yang santun)

Kamu adalah dirimu yang bebas, baik dan lepas dari kesalahanmu dan amarahmu, kamu adalah sebaik-baik jiwa yang ditupkan Sang Maha Pencipta kedalam jasadmu, sedangkan perilakumu, marahmu adalah hasil dari kerja jiwamu yang belum tercerahkan. Kamu bisa mengubahnya memperbaiki diri dan kamu jauh lebih baik dari pada apa yang nampak, kesalahanmu akan lenyap seiring dengan kebaikan dirimu dan keindahan akhlakmu

Kamu berhak bahagia, Kamu adalah sebaik-baik jiwa yang telah di tiupkan tuhan kedalam jasadmu,,
Semoga Kita senantiasa diberikan kedamaian hati dalam menjalani hidup ini. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar