Hidup ini memang aneh, kita tidak pernah bisa memastikan apakah di satu jam kemudian kita masih bisa tertawa, menangis, bahagia, apalagi memastikan hari esok dan beberapa bulan kemudian. Ketika pertama kali bertemu seseorang kita tidak tahu apakah orang itu akan menjadi teman baik atau musuh sekalipun bahkan kita menjadi teman baik hari ini belum tentu besok kondisinya sama.
Terkadang pula kita menginginkan si Mr. X atau Miss Y
menjadi teman baik kita, tapi ternyata mereka berteman baik dengan orang lain
dan tidak dengan kita, kita merasa kecewa, merasa marah pokoknya perasaan kagak
enaakkkk pool dehhh hehehhe..... Tapi tanpa skenario ala di film-film tidak
tahu bagaimana persisnya bisa berteman baik atau bahkan tidak sama sekali.
Saya rasa juga hal tersebut terjadi dalam cinta. Awalnya
kita berteman dengan menjalaninya tanpa pernah merencanakan kita nantinya akan
saling jatuh cinta, pacaran, menikah atau bahkan berakhir tragis. Cara berakhirnya
pun entah seperti apa, apakah dengan cara di selingkuhi, ditentang oleh
keluarga, atau bahkan merasa tidak cocok satu sama lain dan memutuskan untuk
berpisah. Mungkin saja cinta juga tidak diawali dengan proses berteman tapi
pertama kali kenalan, dan akhirnya saling jatuh cinta. Intinya adalah kita
tidak membuat skenario hidup kita, semuanya terjadi mungkin sering disebut
sebagai kebetulan. Tapi sesungguhnya itu tidak kebetulan, semua sudah diatur dan
punya skenario masing masing, masalahnya adalah kita manusia yang tidak tahu
skenario hidup kita seperti apa.
Sebagai manusia kita tahu bahwa ternyata kita tidak mampu
mengontrol semua hal yang ada dalam hidup ini. Seperti rambut yang telah kita
rawat sebaik mungkin agar tetap rapi, kita sisir, kita memakai shampo sampai
perawatan ke salon mahal, tapi toh walaupun kita merawatnya ketika kita keluar
di tengah terik sinar matahari kita tidak bisa mengotrol setiap helai rambut
itu untuk tetap rapi sesuai perencanaan kita sebelumnya. Tapi apakah karena
kita tidak mengotrol hal tersebut kita tidak usah melakukan perawatan rambut?? Tidak
kan?? Kalau dirawat saja seperti itu, bagaimana jika tidak terawat??? Maka semakin
tidak terkontrol.
Seperti itu mungkin analogi yang bisa dipakai untuk menjelaskan
bahwa “you can’t control all thing in
your life”. Kita telah berusaha menjadi pribadi yang lebih baik,
memperbaiki diri, senantiasa membantu se-ikhlas mungkin namun apakah kita dapat
mengotrol omongan orang ?? tidak kan?? Kita melakukan semua yang terbaik
menurut kita, menurut apa yang kita pandang benar tapi tetap saja kita tidak
dapat mengotrol apakah orang lain menyukai hal baik yang telah dilakukan.
Ketika dalam suatu kelompok ternyata lebih banyak orang lain yang tidak
menyukai kita, sedangkan kita telah melakukan hal baik yang menurut kita benar,
apakah itu berarti apa yang kita lakukan itu salah dan harus diperbaiki sesuai
dengan orang lain suka bahkan ketika itu sudah tidak sesuai dengan nurani kita
sendiri???....
Menurutku tidak seperti itu, karena sesungguhnya nurani atau
kata hati adalah kompas kehidupan bagaimana seharusnya bertindak. Namun yang harus
diketahui bahwa bahkan ketika melangkah sesuai nurani, tetap saja ada orang
yang tak menyukai hal itu. Apakah hal yang kita lakukan salah??,, menurutku bukan
persolan salah atau tidak. Tapi persolalannya kita tidak tahu alasan sebenarnya
mengapa orang lain tidak suka, seperti skenario Tuhan yang kita sebut kebetulan
yang sesungguhnya bukan kebetulan tapi karena kita manusia yang tidak tahu
skenario Tuhan untuk diri kita.
Begitu pula dengan kebahagiaan dan kesedihan. Ketika kita
merasa kecewa, merasa dicurangi, marah, di khianati kita akan merasa sedih sebaliknya
ketika kita mendapatkan hal yang kita inginkan kita akan merasa bahagia, namun
anehnya kita tidak tahu kapan kita akan merasa bahagia atau merasa sedih. Terkadang kesedihan
yang begitu mendalam dan luka yang begitu dalam bisa terobati hanya dengan
kepedulian dari teman dan menggantikannya dengan kebahagiaan. Begitu pula
sebalikya 1000 kebaikan seorang teman bisa terhapus begitu saja karena kekecewaan.
Ahh begitu rumit perasaan manusia yah,,,,, But
i hope kita tetap menjadi manusia yang adil bagi orang lain, untuk tidak
menghapus 1000 kebaikan orang lain hanya karena dikecewakan sekali saja, karena
adil tidak harus dilakukan ketika kita menjadi apa dan siapa,, tapi tetap
bersetia pada nurani untuk menempatkan segalanya pada tempatnya sesuai dengan
batas–batas yang telah Tuhan tetapkan.
Seperti hari kemarin,, aku tidak menyangka bahwa kekecewaan
yang telah kualami berbulan-bulan, tekanan yang begitu membuat frustrasi, luka
yang begitu lama sembuhnya terobati hanya dalam 3 jam saja. Kesakitan, kesedihan itu begitu mudah ternyata
hilangnya, ternyata sakit itu tidak begitu sulit dihilangkan hanya dengan mulai
berbagi beban dengan orang lain. Terkadang setelah mencari sendiri solusi dari
masalah yang dihadapi, tak pula ditemukan dan akhirnya ditemukan melalui orang
lain. Akhirnya hari ini bisa merasakan ketenangan dan kedamaian yang telah lama
kurindukan karena bantuan seorang teman yang dengan solusi yang begitu
sederhana tanpa harus menyakiti siapapun.
Terima kasih banyak untuk temanku yang telah membantu
menghapus coretan hitam dikertas usangku, mungkin tidak juga bersih sebersih
bersihnya tapi setidaknya sangat ku syukuri, kepedulianmu menjadi segelas air
bagi keledai yang sedang dehindrasi,,, hehehe lebay amat yah.. ^_^ Aku yakin
ini bukan kebetulan karena ternyata kami lahir di bulan yang sama, yang
sama-sama sensitif, yang sama-sama memiliki masalah yang sama,, heehehe :P, “tidak
ada masalah yang tak bisa diselesaikan, pasti ada celah untuk mendapatkan
solusi” hmmm aku akan ingat itu kawan, kau mengajarkanku optimis kyakx
hahahah...
Pokonya terima kasih untuk bantuanmu,, semoga kamu bisa menjadi
temanku seterusnya, semoga kamu semakin sukses,, hanya ini yang bisa kulakukan
untuk mengungkapkan rasa terima kasihku,, sebuah tulisan tidak penting. Tapi
aku ingin mengenangnya lewat blog ku,, dan akan kuceritakan pada keluarga
kecilku nanti bahwa aku punya teman seperti mu,, hhaha lebay kan....
Kembali pada pokok bahasan yang telah melebar kemana-mana
dan akhirnya jadi curcol bahwa bahkan ketika kita tidak dapat mengontrol semua
hal yang ada dihidup ini tetap saja kita bisa mengontrol diri kita sendiri,
tetap bersetia pada nurani, datangnya kesedihan memang tak dapat kita kontrol
tapi pada akhirnya bersetia pada hati memberikan kita jalan menuju kebahagiaan melalui
tangan-tangan Tuhan di Dunia,, berupa bantuan orang lain dan aku merasa bantuan
Tuhan diulurkan buatku kemarin melalui temanku yang sama dengan bulan
kelahiranku, terima kasih banyak kawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar